Daftar Isi
- Disclaimer
- Pendahuluan
- Deskripsikan Masalahnya
- Cek Kembali Sebelum Bertanya
- Dokumentasikan Solusinya
- Penutup
Disclaimer
Artikel ini dibuat berdasarkan pengalaman pribadi. Bukan bermaksud untuk melarang seseorang bertanya, melainkan untuk memberikan “awareness” agar ada persiapan sebelum bertanya, terutama perihal teknis pemrograman. Semakin jelas deskripsi masalahnya, semakin mudah masalahnya diselesaikan.
Pendahuluan
Saat masih menjadi asisten laboratorium (aslab) waktu kuliah, saya sering menerima pertanyaan-pertanyaan dari para junior saya. Sepanjang sesi kelas, ketika mereka sedang mengerjakan modul praktikum, sering sekali mereka bertanya kepada saya ataupun partner aslab saya saat itu. Saya sebenarnya tidak ada masalah ketika mereka bertanya, bahkan saya salut karena berarti mereka mulai kritis dan mencoba memecahkan masalah yang ada di modul tersebut.
Tetapi ada hal yang cukup mengganggu saya saat itu. Beberapa dari mereka menanyakan hal-hal yang sebenarnya sudah tertera dalam modul praktikum, jawabannya pun bahkan bisa mereka dapatkan ketika mereka mencobanya sendiri. Tak hanya itu, seringkali saya menerima pertanyaan yang kurang jelas sehingga waktu saya kebanyakan habis hanya untuk memahami apa maksud pertanyaannya dibandingkan menyelesaikan masalahnya.
Itu pengalaman saya sepanjang menjadi aslab sampai 2020. Sebenarnya ini bukan kebiasaan yang baik. Itu sebabnya saya rasa perlu untuk membagikan ini, sehingga kita sama-sama belajar untuk menghindari kebiasaan ini ke depannya. Kurang lebih inilah tips dari saya sebelum bertanya.
Deskripsikan Masalahnya
Sebelum bertanya, pastikan kamu sendiri sudah tahu apa yang mau kamu tanyakan. Saya punya pengalaman yang cukup menguras energi ketika saya masih menjadi aslab. Hampir sepanjang sesi yang pernah saya ampu, banyak mahasiswa junior yang memberikan pertanyaan yang kurang jelas. Tentunya ini membuat saya sendiri kewalahan karena butuh waktu lebih untuk memahami pertanyaannya itu sendiri.
Banyak yang bertanya, Kak ini scriptnya gak jalan di PC saya, kenapa ya?
. Ini yang menyebabkan saya harus berdiri di samping PC-nya kurang lebih 5-10 menit hanya untuk memahami masalah yang dihadapi sebelum akhirnya menunjukkan solusi yang pas🤣.
Perlu diingat kalau saja masalahnya dideskripsikan dengan jelas, itu bisa membantu siapa saja yang mau menjawabnya lebih mudah dan cepat tanpa menghabiskan banyak waktu. Setidaknya, temukan dulu akar masalahnya, kemudian deskripsikan dengan jelas ketika bertanya. Kalau akar masalahnya sudah ditemukan, sangat mudah untuk menentukan solusinya.
Contohnya, saya pernah menemukan mahasiswa saya “mem-breakdown” pertanyaannya sebelum bertanya. Mereka saat itu kesulitan untuk fetch data menggunakan Angular HTTP. Saat saya menghampiri mereka, mereka menunjukan demo singkat berikut dengan syntax code yang dirasa ada bug-nya. Mereka bahkan menjelaskan secara runtut. Kurang dari semenit, saya temukan bahwa ada kesalahan sedikit di syntax mereka yang menyebabkan crash pada web app mereka. Cara ini hanya efektif di dalam sesi kelas offline, bisa lain lagi kalau online🤣.
Cek Kembali Sebelum Bertanya
Saya juga sering menerima pertanyaan yang berulang. Ketika saya selesai dengan masalah mahasiswa yang satu, muncul lagi mahasiswa lain yang menanyakan hal yang sama persis🤣. Saya bahkan harus capek-capek menjelaskan ulang di depan kelas. Ini tidak efektif.
Kasus lain, ketika saya sedang mencoba membantu menyelesaikan isu teknis dari salah seorang mahasiswa saya, ternyata jawabannya ada di google. Terkadang, saya juga mendapati mereka melewatkan langkah atau panduan yang ada di modul praktikum atau dokumentasi.
Dari pengalaman inilah, setidaknya saya mendapati setidaknya 2 kriteria ini harus dipenuhi sebelum bertanya (diasumsikan sudah di-breakdown):
- Apakah pertanyaan ini sudah ditanyakan dan dijawab sebelumnya?
- “Do your own research” dan trial & error sebelum bertanya
Cari tahu dahulu di forum seperti Stack Overflow, barangkali pertanyaanmu sudah terjawab di sana. Atau kalau di sesi kelas offline, tanyakan kepada temanmu yang telah bertanya dan mendapat jawaban sebelumnya apabila pertanyaanmu sama dengannya.
Untuk teknis coding, dicoba dahulu sebelum bertanya. Cari tahu dulu apa yang salah dari kodinganmu lewat debugging. Atau bisa sambil googling barangkali menemukan jawaban di internet.
Kalau ternyata kamu sudah melakukan hal-hal tadi dan tidak menemukan solusi yang pas, barulah datang bertanya. Tak lupa, deskripsikan masalahnya secara jelas, itu akan sangat membantu bagi yang mau membantu sehingga tidak perlu menghabiskan banyak waktu. Ini tentunya bisa mengurangi potensi redudansi dalam bertanya atau menanyakan hal-hal yang sebenarnya tidak perlu ditanyakan karena sudah terdokumentasikan atau bisa dicari sendiri lewat “googling”.
Dokumentasikan Solusinya
Ketika akhirnya kamu mendapatkan solusi yang pas, jangan lupa didokumentasikan. Contohnya, akhirnya kamu bisa menemukan cara bagaimana fetch data API dengan Axios, catatlah itu. Kalau punya web personal, buat artikel singkat mengenai solusi yang kamu temukan dan publikasikan sehingga orang lain yang mungkin memiliki masalah serupa bisa tertolong oleh tulisanmu. Biasa sih istilahnya “giving back”.
Tidak hanya itu, kamu pun bisa membaca kembali tulisanmu sendiri ketika menghadapi isu teknis serupa. Itu tentunya akan mengurangi frekuensi “trial & error” yang melelahkan karena kamu sudah mengalami isu tersebut sebelumnya dan tinggal implementasikan kembali solusinya.
Penutup
Sekali lagi, saya tidak melarang untuk bertanya. Saya hanya memberitahukan agar kita semua memiliki persiapan sebelum bertanya. Semakin jelas deskripsi masalahnya, semakin mudah pula untuk menemukan solusinya.
Menemukan akar dari suatu masalah, berarti 50% dari solusi.